Senin, 06 April 2009

Jenis-jenis Penelitian Ilmiah

A. Jenis Penelitian Berdasarkan Bidang Ilmu

Menurut Prof. Dr. Suharismi Arikunto, ragam penelitian ditinjau dari bidang ilmu antara lain penelitian terhadap pendidikan, ekonomi, kesehatan, keteknikan, ruang angkasa, pertanian, perbankan, kedokteran, keolahragaan dan lain sebagainya (Arikunto, 2006: 9).

Drs. Cholid Narbuko dengan mengutip pendapat Prof. Sutrisno Hadi, MA menggolongkan jenis penelitian menurut bidang ilmu meliputi misalnya penelitian pendidikan, penelitian pertanian, peneltian hukum, penelitian ekonomi, dan penelitian agama (Narbuko dan Abu, 2005: 41).

Lebih lanjut, Ir. M. Iqbal Hasan, M.M, menjelaskan ragam penelitian ditinjau dari bidang ilmunya antara lain:

1. Penelitian Bisnis

Penelitian bisnis adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang bisnis, seperti hal-hal sebagai berikut.

- Akunting, seperti prosedur, praktek dan pengendalian anggaran, metode pembiayaan inventori, depresiasi, transfer pricing dan sebagainya.

- Keuangan, seperti operasi lembaga keuangan, rasio-rasio keuangan, merger dan akuisisi, dan sebagainya.

- Manajemen, seperti sikap dan perilaku karyawan, manajemen SDM, manajemen produksi/operasi, perumusan strategi, system informasi, dan sebagainya

- Pemasaran, seperti citra produk, periklanan, distribusi, penentuan harga, kemasan, preferensi konsumen, pengembangan produk baru, dan sebagainya

2. Penelitian Komunikasi

Penelitian komunikasi adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang komunikasi, seperti komunikasi massa, komunikasi bisnis, kehumasan dan periklanan.

3. Penelitian Hukum

Penelitian hukum adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang hukum, seperti hukum perdata, hukum pidana, hukum tatanegara dan hukum internasional.

4. Penelitian Pertanian

Penelitian pertanian adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang pertanian, seperti agribisnis, budidaya tanaman, hama tanaman dan agronomi

5. Penelitian Ekonomi

Penelitian ekonomi adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang ekonomi, seperti ekonomi mikro, ekonomi makro dan ekonomi pembangunan (Hasan, 2000: 12-13).

B. Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan

Jika ditinjau dari sudut pandang tujuan penelitian dilaksanakan, maka dapat digolongkan menjadi 3 bentuk, yaitu penelitian eksploratif, penelitian developmental, dan penelitian verifikatif (Narbuko dan Abu, 2005: 41). Namun Prof. Dr. Suharismi Arikunto menambah bentuk yang ke empat yaitu penelitian kebijakan dan menjelaskan seluruh bentuk penelitian tersebut sebagi berikut :

1. Penelitian Eksploratif

Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilaksanaakan untuk menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh tim dokter terhadap kejadian misterius yang menimpa suatu desa yang mengakibatkan kematian penduduk secara berturut-turut.

2. Penelitian Developmental

Penelitian developmental adalah penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu dengan percobaan dan penyempurnaan. Contohnya, pada tahun 1970 pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ingin mencoba metode pengajaran berprograma sebagai metode penyampaian pembelajaran. Maka disusunlah seri buku berprograma dan mulai digunakan di sekolah.

3. Penelitian Verifikatif

Penelitian verifiktif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian lain. Contoh, pada tahun 1970 diadakan penelitian tentang rasa solidaritas rakyat pedesaan dan dihasilkan suatu kesimpulan. Dua tahun kemudian, peneliti lain mengadakan penelitian yang sama dengan tujuan mengecek kebenaran hasil penelitian sebelumnya

4. Penelitian Kebijakan

Penelitian kebijakan adalah penelitian yang dilakukan oleh suatu lembaga atau institusi untuk mengambil sebuah kebijakan dalam bidang tertentu. Sebagai contoh, sebuah lembaga pemerintahan menagadakan upaya untuk meningkatkan disiplin karyawan. Setelah ditemukan strategi yang diperkirakan paling tepat, lembaga tersebut menyebarkan angket kepada para karyawan untuk menayakan usul-usul guna mengefektifkan strategi yang dimaksud. Hasil yang didapatkan dari pengolahan data angket tersebut digunakan oleh lembaga pemerintahan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil untuk meningkatkan disiplin karyawan (Arikunto, 2006: 7-8).

C. Jenis Penelitian Berdasarkan Sifat

Sesuai dengan buku Metodologi Penelitian terbitan Dirjen Perguruan Tinggi Depdikbud dan Pengantar Penelitian; Dasar, Metode dan Teknik oleh Prof. Dr. Winarno Surachmad, M.Sc,(Ed), sebagaimana yang dikutip oleh Drs. Cholid Narbuko, bahwa penelitian berdasarkan sifat-sifat masalah dapat digolongkan menjadi sembilan macam yaitu :

1. Penelitian Historis (Historical Research)

Penelitian historis bertujuan untuk merekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, dan meverifikasikan, serta mensistematiskan bukti-bukti untuk menegakkaan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat, dihubungkan dengan fakta yang ada masa lampau dan proyeksi masa depan. Contoh, studi mengenai praktek dukun bayi di daerah pedasaan di Aceh, yang bermaksud memahami dasarnya di masa lampau serta relevansinya untuk masa kini.

Penelitian ini mempunyai ciri:

a. Penelitian historis lebih tergantung pada data yang diobservasi oleh peneliti sendiri. Data yang baik akan dihasilkan oleh kerja yang cermat yang menganalisis keautentikan, ketetapan dan pentingnya sumber-sumber

b. Penelitian historis haruslah tertib ketat, sistematis dan teratur.

c. Penelitian historis tergantug dua data, yaitu data primer, ialah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dan sumber primer (sumber asli), dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari penelitian orang lain atau sumber sekunder jadi (bukan asli).

d. Penelitian historis menghendaki kritik untuk memperoleh kualitas data. Ada dua macam kritik. Pertama, kritik eksternal menanyakan apakah data itu autentik artinya datanya asli atau tiruan dan apabila apabila autentik apakah relevan serta akurat. Kedua, kritik internal yaitu kritik yang menguji motif, objektifitas, dan kecermatan peneliti terhadap data yang diperoleh. Dengan kritik ini penelitian historis akan lebih ketat, sistematis, dan objektif.

e. Penelitian historis menggunakan pendekatan yang lebi utama dan dapat menggali informasi yang lebih tua dibanding penelaahan pustaka.

2. Penelitian Deskriptif (Descriptive Research)

Peneltian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data. Jadi penelitian ini juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Dan juga bersifat komparatif dan korelatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan factual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi. Contohnya, survey mengenai sikap masyarakat petani terhadap program KB.

Ciri-ciri penelitian ini antara lain :

a. Pada umumnya bersifat menyajikan potret keadaan yang bisa mengajukan hipotesis atau tidak.

b. Merancang cara pendekatannya, hal ini meliputi macam datanya, penentuan sampelnya, penentuan metode pengumpulan datanya, melatih tenaga lapangan, dan sebagainya.

c. Mengumpulkan data

d. Menyusun laporan

3. Penelitian Perkembangan (Developmental Research)

Penelitian perkembangan bertujuan untuk menyelidiki pula dan perurutan pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi waktu. Contohnya, studi longitudinal mengenai pertumbuhan anak yang secara langsung mengukur sifat-sifat pertumbuhan anak (individu) yang diteliti.

Penelitian perkembangan menpunyai cirri :

a. Memusatkan perhatian pada studi tentang variable-varibel dan perkembangannya selama beberapa waktu (bulan atau tahun). Tugasnya adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan bagaimanakah pola-pola pertumbuhan, lajunya, arahnya dan berbagai factor yang mempengaruhi sifat-sifat perkembangan itu.

b. Dalam studi-studi cross setcional, biasanya dapat mencakup subjek yang lebih banyak akan tetapi hanya akan memotret factor yang lebih sedikit dibanding studi longitudinal. Dalam metode cross section ini biasanya sulit mengambil sampel antara lain karena umumnya yang beragam.

c. Dalam studi longitudinal biasanya sulit dalam masalah sampling sebab subjeknya terbatas studi longitudinal ini menuntuk kontiniutas, waktu yang panjang, biaya yang banyak, dan penelitian yang ulet.

d. Studi-studi kecenderungan mengandung kelemahan bahwa factor-faktor tang tidak diramalkan mungkin masuk dan memodifikasi atau membuat kecenderungan yang berdasarkan masa lampau menjadi tidak sah. Pada umumnya ramalan untuk masa yang panjang adalah hanya educated guess, sedangkan ramalan untuk waktu yang pendek lebih reliabel dan lebih valid

4. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan (Case Study and Field Research)

Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungna suatu unit social, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. Contohnya, studi lapangan yang tuntas mengenai kebudayaan kelompok-kelompok masyarakat terpencil.

Ciri-ciri penelitian ini adalah :

a. Penelitian kasus adalan penelitian yang mendalam mengenai kasus tertentu yang hasilnya gambaran lengkap dan tetorganim mengenai kasus itu. Penelitian ini antara lain mencakup keseluruhan siklus kehidupan, kadang-kadang hanya meliputi segmen-segmen tertentu pada factor-faktor kasus.

b. Studi kasus cenderung untuk meneliti jumlah unit yang kecil tetapi mengenai variable-variabel dan kondisi yang besar jumlahnya.

5. Penelitian Korelasional (Correlasional Research)

Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menyelidiki sejauh mana variasi-variasi pada suatu factor berkaitan dengan varisi-variasi pada satu atau lebih factor lain berdasarkan koefesien korelasi. Contohnya, studi yang mempelajari hubungan antara skor pada tes masuk perguruan tinggi dengan indeks prestasi.

Penelitian ini mempunyai ciri-ciri :

a. Penelitian ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.

b. Penelitian ini menunjukkkan taraf tinggi hendaknya saling hubunhan bukan ada atau tidaknya saling hubungan tersebut.

c. Penelitian cocok bila variabel-variabel bebas akibatnya kurang tertib dan kurang ketat.

d. Sering mengunakan data yang tanpa pilih-pilih.

6. Penelitian Kausal Komparatif (Causal Comparative Research)

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang ada, mencari kembai fakta yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Contohnya, penelitian untuk menentukan cirri-ciri yang efektif dengan menggunakan data yang mengenai sejarah pekerjaan selengkap mungkin.

Penelitian kausal komparatif bersifat ex post facta artinya dikumpulkan setelah semua kejadian diperoleh berlansung atau lewat. Penelitian mengambil satu atau lebih akibat dan menguji data itu dengan menelusur kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan maknamya.

7. Penelitian Eksperimental Sungguhan (True Experimental Research)

Penelitian eksperimental sungguhan mempunyai tujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental, satu atau lebih kondisi perlakukan dari membandingkan hasilnya denagn satu atau lebih kelompok control yang tidak dikenal kondisi perlakuan. Contoh, penelitian untuk menyelidiki efek pemberian tambahan makanan di sekolah kepada murid-murid SD di suatu daerah dengan memperhatikan keadaan social ekonomi orang tua dan taraf intelegensinya.

Ciri-ciri ekperimental desain yaitu :

a. Menurut aturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimen secara tertib dan ketat, baik dengan control atau manipulasi lansung maupun randomisasi.

b. Secara khas menggunakan kelompok control sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan kelompok yang dikenai perlakuan ekperimental.

c. Memusatkan usaha pada pengontrolan varian

d. Rancangan ini menuntuk interval validaty yang merupakan tujuan pertama metode eksperimen. Apakah manipulasi eksperimen pada penelitian ini benar-benar menimbulkan perbedaan.

e. Rancangan ini juga menuntut interval validty yaitu seberapa respresentatifkah penemuan-penemuan penelitian ini dan sebarapa jauhkah hasilnya dapat disimpulkan.

f. Kemajuan dalam metodologi penelitian, misalnya rancangan factorial dan analisis varian telah memungkinka peneliti untuk memanipulasikan atau membiarkan bervariasi lebih dari satu variabel dan sekaligus menggunakan lebih dari satu kelompok eksperimen.

8. Penelitian Eksperimental Semu (Quesi Experimental Research)

Penelitian eksperimen semu bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Peneliti harus dengan jelas kompromi-kompromi apa yang ada pada validitas interval dan validitas eksternal. Rancangannya dan berbuat dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut. Contohnya, berbagai penelitian mengenai berbagai problem social seperti kenakalan, keresahan, merokok, jumlah penderita jantung, dan sebagainya, yang didalamnya control dan manipulasi tidak selalu dapat dilakukan

Cirri-ciri penelitian ini antara lain ;

a. Penelitian eksperimental semu secara khas mengenai keadaan praktis yang di dalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa variabel saja. Penelitian ini ditandai oleh metode control parsial berdasar atau identifikasi secara hati-hati mengenai factor yang mempengaruhi factor internal dan aktor eksternal.

b. Perbedaan antara penelitian eksperimental sungguh dan semu sangat kecil terutama kalau yang dipergunakan subjek adalah manusia.

9. Penelitian Tindakan (Action Research)

Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan atau cara pendekatan baru dan untuk memecakan masalah dengan penerapan lansung di dunia kerja atau dunia actual yang lain. Contohnya, program inservice training untuk melatih para orthopaedagog bekerja untuk menangani anak-anak yang mengalami kesulitan belajar di sekolah, untuk menyusun program penjajagan perencanaan dan pelaksanaan terpadu.

Penelitian ini bercirikan :

a. Praktis dan lansung relevan untuk situasi actual dalam dunia kerja

b. Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahan selama masa penelitian dan mengorbankan control untuk kepentingan on the spat experimentation dan inovasi.

c. Cara penelitin ini juga empiris bahwa penelitian ini mendasarkan diri pada observasi actual dan data mengenai tingkah laku, tidak berdsarkan pada pendapat subjektif yang didasarkan pada pengalaman masa lampau.

d. Penelitian tindakan kekurangan ketertiban ilmiah karena validitas internal dan eksternalnya yang lemah, tujuannya situasional, sampelnya terbatas dan kurang respresentatif serta control variabel bebasnya kecil (Narbuko dan Abu, 2005: 41-57).

D. Jenis Penelitian Berdasarkan Tempat danWaktu

Berdasarkan tempat penelitian, penelitian dibedakan atas tiga, yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan adalah penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau pada responden.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literature (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian dari peneliti terdahulu.

3. Penelitian Laboratorium (Laboratory Research)

Penelitian laboratorium adalah penelitian yang dilaksanakan pada tempat tertentu (laboratorium) dan biasanya bersifat eksperimen atau percobaan (Hasan, 2000: 11).

E. Perbedaan Penelitian Ilmu Sosial dengan Ilmu Alam

Penelitian ilmu social yaitu penelitian yang khusus meneliti bidang social seperti ekonomi, pendidikan, hokum dan sebagainya. Sedangkan peneltian ilmu alam (eksakta) yaitu penellitian yang khusus meneliti bidang eksakta seperti bidang kimia, fisika, biologi dan sebagainya (Hasan, 2000: 11)

Perbedaan yang mendasar antara penelitian ilmu social dengan ilmu alam anatara lain :

1. Peneliti dalam bidang ilmu alam merupakan pengamat yang imparsial di luar alam, meniliti proses alam tersebut dan mencoba menyempitkan proses ke dalam hubungan yang sederhana. Peneliti ilmu alam tidak mengharapkan dapat mengubah alam, walaupun peneliti mengetahui jika ia mengerti lebih baik tentang proses alam, manusia akan sanggup mengunakan alam secara lebih baik. Sebaliknya peneliti dalam bidang social tidak dapat menjadikan dirinya sebagai pengamat yang imparsial, ia tidak dapat meniliti dan memperoleh pandangan tentang proses social itu sendiri. Akan tetapi, perhatiannya, penilaiannya, tujuannya selalu berada dalam proses social itu sendiri. Peneliti-peneliti ilmu social berpendapat bahwa dalam batas-batas tertentu, proses dalam masyarakat tidak kaku, fleksibel, dan dapat diubah. Tujuan serta hasil penelitian digunakan untuk melayani keperluan masyarakat itu sendiri yang menjurus kepada modifikasi dari pengaturan-pengaturan social yang telah ada.

2. Penelitian ilmu social, walaupun berhadapan dengan fenomena-fenomena yang tidak kompleks, banyak dari fenomena tersebut relative kompleks dibanding dengan fenomena ilmu alam. Lebih lanjut, perubahan-perubahan yang terjadi atas objek yang diteliti secara relative dapat mengubah diri si peneliti sendiri dalam waktu yang lebih cepat, sedangkan perubahan itu tidak mempunyai pengaturan yang lebih nyata regulasinya. Dalam ilmu alam, walaupun fenomena-fenomenanya juga kompleks dan sulit diteliti, tetapi peneliti ilmu alam mempunyai alat-alat yang ampuh serta metode yang teruji dalam memechkan masalah dengan membagi-bagi fenomena menjadi bagian-bagian yang wajar untuk dipecahkan satu per satu.

3. Dengan kelahirannya yang lebih awal, peneliti-peneliti ilmu alam telah mempunyai unit ukur yang lebih sempurna dibandingkan dengan unit-unit pengukur yang digunakan dalam penelitian-penelitian ilmu social. Penggunaan metode kuantitatif yang telah lazim pada penelitian-penelitian ilmu alam, belu lagi cukup berkembang dalam penelitian-penelitian ilmu social.

4. Peneltian ilmu social tidak memungkinkan melakukan ekperimentasi yang jelas terhadap fenomena-fenomena social, dalam arti bahwa percobaan dalam ilmu social tidak memunkinkan dilakukannya percobaan denganreplikasi serta control yang cukup terjamin ketepatannya. Sedangkan dalam penelitian ilmu alam, variabel-variabel serta fenomena-fenomena dapat diatur dalam bentuk percobaan dan dapat dibandingkan dengan variabel control secara akurat (Nazir, 1988: 31-33)

5. Sikap masyarakat juga berbeda dalam merespon perekembangan ilmu alam dan ilmu social. Masyarakat jauh lebih tertarik oleh perkembangan ilmu alam dari pada ilmu social. Mereka mau meyediakan dana yang jauh lenih besar kepada riset-riset ilmu alam, tetapi tidak demikian halnya kepada riset-riset ilmu social. Masyarakat tidak segan-segan menyaksikan dan mengikuti perkembangan-perkembangan teknologi, tetapi berskap sebaliknya terhadap perkembangan-perkembangan lembaga-lembaga social (Hadi, 1981: 26).

Dengan demikian, seorang peneliti ilmu social merupakan pengamat yang berada dalam objek dan fenomena social itu sendiri, variabel-variabel fenomena social sulit diukur, dan sulit dilakukan percobaan yang akurat. Sedangkan peneliti ilmu alam merupakan pengamat yang imparsial, variabel-variabel fenomena mempunyai alat ukur yang sempurna sehingga dengan mudah dilakukan percobaan yang tepat. Di sisi lain masyarakat juga lebih respek terhadap perkembangan ilmu-ilmu alam dari pada perkembangan ilmu-ilmu social.

2 komentar: